Total Pageviews

Friday, February 21, 2020

Looks beyond Emotions

Bismillahirrohmanirrohiim

Seringkali orang yang terlihat cenderung diam atau kalem, disalah artikan oleh orang lain. Apalagi yang hemat ekspresi. Dianggap sebagai orang yang mati rasa. 

Hmmm.. Ga benar tapi juga ga salah. 
Bisa jadi dia sedang berfikir-keras, mencerna atau hal lainnya.

yang salah jika lantas dijadikan ajang untuk mem bully, mengecek, mengucilkan, menyudutkan dan tindakan negatif lainnya yang bersifat mendominasi dan menghakimi. 

Guru Pengantar Ilmu Komunikasi saya ketika kuliah di Jakarta pernah berkata kepada saya:
"Tidak boleh ada Dominasi" Apakah hal ini berarti saya termasuk yang selalu mendominasi tiap percakapan di ruang nyata (bumi)? 
Jawabannya tidak. 

Saya cenderung yang suka diam dan mengamati. Tapi juga bukan termasuk yang pendiam, jika ada kesempatan berbicara maka saya akan bicara jika tidak diberi kesempatan ya lebih banyak diam, karna tidak suka memaksa, apalagi suara saya kecil, makanya saya cenderung lebih suka menulis daripada bicara kecuali ketika menjadi narasumber atau pembicara seminar atau ruang khusus lainnya.

Jadi, terkadang orang yang pendiam itu karna ga mau rebutan ngoceh guys. Bukan asli pendiam. Jika ada yang memberinya ruang dan waktu maka dia akan ngoceh panjang detail rumit dan sangat banyak hal mencengangkan keluar, yang itu bisa menginspirasi orang lain.

Ok, jangan mudah menghakimi ya kawan. 
Dan jangan mudah melihat sebelah mata. 
Dan jangan pula minderan. 

Santai tapi serius. Serius tapi santai. 

Lantas, kenapa guru saya bicaranya ke saya untuk tidak boleh ada tindakan dominasi ? saya juga ga nanya waktu itu, tapi kalau coba difikir kembali maka ada 2 jawaban terlintas: 

1. Karna, teman saya yang lain sudah cukup mendominasi sehingga Ibu Dosen tersebut berbicara terkadang seperti tidak didengarkan meski ada juga yang mendengarkan. 


Jadi, ini ucapan untuk anak-anak diRuang kelas yang tidak mendengarkan dan malah ngobrol satu sama lain. 

Perhaps, perhaps perhaps.. Jadi ingat lagu Cake. Hehehe.


Jadi, seorang Dosen sudah bisa menilai anak didiknya, sehingga saat itu beliau sudah men screening saya dan sedang ingin men screening yang lainnya, sehingga menahan saya untuk berbicara ketika saya ingin berbicara. 

Ingat, bukan karna saya yang mendominasi tapi karna banyak yang ingin berbicara maka saya ditahan untuk berbicara, dengan cara beliau mengeluarkan kata :
"Jangan ada dominasi." ok fine, im sillent then.

Tapi positifnya, setelah itu saya terlatih untuk lebih banyak mendengar daripada berbicara guys, Hal ini bisa menjadi positif dan bisa menjadi negatif kalau kebablasan hahah. 

semenjak itu saya sering menahan diri untuk berbicara agar tidak kelihatan ''pintar' atau 'sok pintar' dua hal yang berbeda tapi ga apa ya ditulis disini.

ok, sekarang ganti ke Dosen Mata Kuliah selanjutnya ya. Creative Thingking. Disini entah bagaimana saya juga terlihat menonjol sehingga saya berusaha untuk menghilangkan diri, tapi tidak benar benar menghilang seperti casper. Hanya berusaha untuk tidak terlalu aktif saja dan untuk tidak terlalu jujur. 

Contoh peristiwa :
"Ok, sekarang siapa yang sudah bisa melihat ini gambar apa boleh angkat tangan dan katakan"

saya dengan cepat dan ternyata yang pertama menjawab sementara yang lain masih terbengong bengong, karna meski sudah saya beritau, mereka bahkan ada yang belum menemukan ''melihat" yang saya lihat. 

Ga mudah memang melihat perkara abstrak. Mereka ga tau saja kalau saya sudah terlatih dari kecil untuk ini. Jadi ini bukan kemampuan yang saya miliki dengan instan, meskipun memang sudah ada bakat dari sana nya. 
Untuk hal yang "abstrak" dan yang benar benar abstrak ini memang 'gift' saja dari Allah. 

Hal ini membuat saya langsung merasa ga nyaman dikelas bapak itu dan bapak tersebut dengan sengaja memanaskan api kompetisi dengan berkata di slide proyektor berikutnya.

"Kalau yang ini, siapa yang sudah bisa lihat coba angkat tangan." haduh broooo, simalakama, mau angkat tangan dengan cepat ragu ga angkat tangan macam mana nasib awak. Terpaksa awak tulis dalam bahasa medan agar perasaan guilty ini keluar dengan maksimal disini. 

Hawa merasa tersaingi oleh saya pun terasa oleh tubuhku. Rasanya tubuhku sudah merosot dari bangku untuk menghindari tatapan "beraneka ungkapan emosi yang tertahan" dari mereka. 

Ini contoh dua guru yang berbeda, apakah mereka salah? tidak juga. Apakah saya salah? tentu tidak juga. Jadi siapa yang salah? marilah kita berdiskusi bersama di blog ini ya ungkapkan unek unek kalian yang pernah mengalami hal sejenis ini, berada sendiri disebuah kelompok atau komunitas. Merasa bersalah untuk hal yang kalian tidak salah. Baca ini 😉 ya: Looks Beyond the Sentences. Sekalian Komentar nya ya. 😄

Karna, kita tidak perlu berpura pura menjadi orang lain hanya agar diterima Masyarakat. 

Be Original, Be yourself. 


Terus keterkaitannya dengan emosi apa?
Manusia adalah Makhluk sosial yang bergerak oleh banyak faktor termasuk rasa. Rasa adalah bagian dari makhluk bernama Emosi. Kebanyakan dari kita memahami emosi sebagai marah dan kecewa ataupun sedih dan bingung. Padahal masih banyak jenis emosi yang lainnya yang belum dikenal, belum disosialisasikan pemaknaan, arti dan penggunaannya. 


Yuk, Kita kenali Ragam Emosi sebelum memahaminya lebih lanjut.

Ini diantaranya :
Dan ini salah satu cara untuk bisa mendengar dengan baik ya kawan :
HOW TO REALLY LISTEN:

1. Limit Dsitraction. Perkecil atau batasi gangguan, selingan yang menimbulkan kebingungan.

2. Ask Follow Up Questions. Kita bisa ga bereaksi langsung, ngirim private teks, minta kartu nama, nomor telfon, atau ajakan ngebakso dilain hari. Kata Kuncinya adalah sabar menunggu the right time for us, for you and for me. udah kayak lagu saja.


3. View Disagreements as Opportunities to Grow. Jangan mudah merasa terkucilkan atau perasaan ga mutu lainnya ya brosis, kita semua punya peran masing masing untuk saling melengkapi. 

Jika dirasa kok kita gabisa, mungkin ada niat dari diri kita yang agak perlu diperbaiki. sehingga oranglain terlihat bersinar, kitapun keki. Padahal, orang yang bersinar itu bisa jadi ga niat untuk terkenal loh.

So, lihatlah ketidaksetujuan kita terhadap sesuatu sebagai kesempatan untuk bertumbuh dan mendewasa bersama. Jangan sampai menjadi manusia dewasa yang kerdil hati dan ilmunya, Naudzubillah kita berlindung dari itu ya kawan.

4. Resis the Urge to make it about you 
5. Listen to Learn
6. Be More Interested in Understanding ppl than being Understood
7. RMBR, A Good listener is hard to come by (Like Realy Hard)
8. Read and Thingking More

Nanti kita lanjut insyaAllah, anak dah bangun hahah 😆 

No comments:

Post a Comment

Arahan Prof Di Mesir menghadapi Corona

Arahan Medis al-Murobbiy Prof. Dr. dr. Syaikh Yusri menghadapi virus Corona  Ø¨Ø³Ù… الله الرحمن الرحيم Tulisan ini diterjemahkan Oleh Ustdh...