Total Pageviews

Saturday, February 22, 2020

Kunjungan IKPMSU di CAIRO Romantis

Bismillahirrohmanirrohim,
senang kali hari ini Sabtu, 22 February 2020.

Dapat kunjungan dari IKPMSU. Diantaranya :

1. Ridha Humaidy
2. Muhammad Fachri Depari
3. Anarasydh
4. Baleo hasibuan
5. Ilyas harahap
6. Imam Sihotang
7. Ismail Yusuf Harahap

Ceweknya dua aja yang datang, Maya dan Fatimah. Itupun out of list. Maen dadakan aja adek kita ni la,
asal jangan mendadak nikah aja la ya.

Sibuk apa sih yang lain selain Ammah Yeni yg ngurus anak, sampe ga sempat ngunjungi kk mu ini. Kalau diIndo tambah susah lagi nanti kita saling mengunjung loh. Bermula dari sini semuanya..

Makasih ya dah nyempatin diri mau datang meski ketinggalan Baca Quran dan Shalawatannya. Ditunggu kedatangan berikutnya dan jangan kapok meski jamuan ala kadarnya dan banyak titipan nya 😆😁 Maklum la agak susah mamak satu ini keluar rumah ninggalin dua anak nya.

Pulang mereka maghrib, suami dan anak anak pada tepar langsung, awak ngeblog singkat. Makasih ya dah pada dateng. seneng deh. serasa pulang ke kampung halaman selama beberapa jam alhamdulillah.

Tamu tamu langka IKPMSU ini, harus dilestarikan ....

Alhamdulillah sempat foto ala kadarnya.
Bahkan ada juga orang Medan yg Romantis ternyata, makein kk Futya Jilbab. ini dia. Amu siapakah ini ?




Pake Blitz jadi gimana gitu hasil fotonya.
salah set karna udah ga konsen anak anak capek.

Kanan : Fatima, Me, Maya.
2 lagi mana nih anak IKPMSU Girls nya ?

Friday, February 21, 2020

Looks beyond Emotions

Bismillahirrohmanirrohiim

Seringkali orang yang terlihat cenderung diam atau kalem, disalah artikan oleh orang lain. Apalagi yang hemat ekspresi. Dianggap sebagai orang yang mati rasa. 

Hmmm.. Ga benar tapi juga ga salah. 
Bisa jadi dia sedang berfikir-keras, mencerna atau hal lainnya.

yang salah jika lantas dijadikan ajang untuk mem bully, mengecek, mengucilkan, menyudutkan dan tindakan negatif lainnya yang bersifat mendominasi dan menghakimi. 

Guru Pengantar Ilmu Komunikasi saya ketika kuliah di Jakarta pernah berkata kepada saya:
"Tidak boleh ada Dominasi" Apakah hal ini berarti saya termasuk yang selalu mendominasi tiap percakapan di ruang nyata (bumi)? 
Jawabannya tidak. 

Saya cenderung yang suka diam dan mengamati. Tapi juga bukan termasuk yang pendiam, jika ada kesempatan berbicara maka saya akan bicara jika tidak diberi kesempatan ya lebih banyak diam, karna tidak suka memaksa, apalagi suara saya kecil, makanya saya cenderung lebih suka menulis daripada bicara kecuali ketika menjadi narasumber atau pembicara seminar atau ruang khusus lainnya.

Jadi, terkadang orang yang pendiam itu karna ga mau rebutan ngoceh guys. Bukan asli pendiam. Jika ada yang memberinya ruang dan waktu maka dia akan ngoceh panjang detail rumit dan sangat banyak hal mencengangkan keluar, yang itu bisa menginspirasi orang lain.

Ok, jangan mudah menghakimi ya kawan. 
Dan jangan mudah melihat sebelah mata. 
Dan jangan pula minderan. 

Santai tapi serius. Serius tapi santai. 

Lantas, kenapa guru saya bicaranya ke saya untuk tidak boleh ada tindakan dominasi ? saya juga ga nanya waktu itu, tapi kalau coba difikir kembali maka ada 2 jawaban terlintas: 

1. Karna, teman saya yang lain sudah cukup mendominasi sehingga Ibu Dosen tersebut berbicara terkadang seperti tidak didengarkan meski ada juga yang mendengarkan. 


Jadi, ini ucapan untuk anak-anak diRuang kelas yang tidak mendengarkan dan malah ngobrol satu sama lain. 

Perhaps, perhaps perhaps.. Jadi ingat lagu Cake. Hehehe.


Jadi, seorang Dosen sudah bisa menilai anak didiknya, sehingga saat itu beliau sudah men screening saya dan sedang ingin men screening yang lainnya, sehingga menahan saya untuk berbicara ketika saya ingin berbicara. 

Ingat, bukan karna saya yang mendominasi tapi karna banyak yang ingin berbicara maka saya ditahan untuk berbicara, dengan cara beliau mengeluarkan kata :
"Jangan ada dominasi." ok fine, im sillent then.

Tapi positifnya, setelah itu saya terlatih untuk lebih banyak mendengar daripada berbicara guys, Hal ini bisa menjadi positif dan bisa menjadi negatif kalau kebablasan hahah. 

semenjak itu saya sering menahan diri untuk berbicara agar tidak kelihatan ''pintar' atau 'sok pintar' dua hal yang berbeda tapi ga apa ya ditulis disini.

ok, sekarang ganti ke Dosen Mata Kuliah selanjutnya ya. Creative Thingking. Disini entah bagaimana saya juga terlihat menonjol sehingga saya berusaha untuk menghilangkan diri, tapi tidak benar benar menghilang seperti casper. Hanya berusaha untuk tidak terlalu aktif saja dan untuk tidak terlalu jujur. 

Contoh peristiwa :
"Ok, sekarang siapa yang sudah bisa melihat ini gambar apa boleh angkat tangan dan katakan"

saya dengan cepat dan ternyata yang pertama menjawab sementara yang lain masih terbengong bengong, karna meski sudah saya beritau, mereka bahkan ada yang belum menemukan ''melihat" yang saya lihat. 

Ga mudah memang melihat perkara abstrak. Mereka ga tau saja kalau saya sudah terlatih dari kecil untuk ini. Jadi ini bukan kemampuan yang saya miliki dengan instan, meskipun memang sudah ada bakat dari sana nya. 
Untuk hal yang "abstrak" dan yang benar benar abstrak ini memang 'gift' saja dari Allah. 

Hal ini membuat saya langsung merasa ga nyaman dikelas bapak itu dan bapak tersebut dengan sengaja memanaskan api kompetisi dengan berkata di slide proyektor berikutnya.

"Kalau yang ini, siapa yang sudah bisa lihat coba angkat tangan." haduh broooo, simalakama, mau angkat tangan dengan cepat ragu ga angkat tangan macam mana nasib awak. Terpaksa awak tulis dalam bahasa medan agar perasaan guilty ini keluar dengan maksimal disini. 

Hawa merasa tersaingi oleh saya pun terasa oleh tubuhku. Rasanya tubuhku sudah merosot dari bangku untuk menghindari tatapan "beraneka ungkapan emosi yang tertahan" dari mereka. 

Ini contoh dua guru yang berbeda, apakah mereka salah? tidak juga. Apakah saya salah? tentu tidak juga. Jadi siapa yang salah? marilah kita berdiskusi bersama di blog ini ya ungkapkan unek unek kalian yang pernah mengalami hal sejenis ini, berada sendiri disebuah kelompok atau komunitas. Merasa bersalah untuk hal yang kalian tidak salah. Baca ini 😉 ya: Looks Beyond the Sentences. Sekalian Komentar nya ya. 😄

Karna, kita tidak perlu berpura pura menjadi orang lain hanya agar diterima Masyarakat. 

Be Original, Be yourself. 


Terus keterkaitannya dengan emosi apa?
Manusia adalah Makhluk sosial yang bergerak oleh banyak faktor termasuk rasa. Rasa adalah bagian dari makhluk bernama Emosi. Kebanyakan dari kita memahami emosi sebagai marah dan kecewa ataupun sedih dan bingung. Padahal masih banyak jenis emosi yang lainnya yang belum dikenal, belum disosialisasikan pemaknaan, arti dan penggunaannya. 


Yuk, Kita kenali Ragam Emosi sebelum memahaminya lebih lanjut.

Ini diantaranya :
Dan ini salah satu cara untuk bisa mendengar dengan baik ya kawan :
HOW TO REALLY LISTEN:

1. Limit Dsitraction. Perkecil atau batasi gangguan, selingan yang menimbulkan kebingungan.

2. Ask Follow Up Questions. Kita bisa ga bereaksi langsung, ngirim private teks, minta kartu nama, nomor telfon, atau ajakan ngebakso dilain hari. Kata Kuncinya adalah sabar menunggu the right time for us, for you and for me. udah kayak lagu saja.


3. View Disagreements as Opportunities to Grow. Jangan mudah merasa terkucilkan atau perasaan ga mutu lainnya ya brosis, kita semua punya peran masing masing untuk saling melengkapi. 

Jika dirasa kok kita gabisa, mungkin ada niat dari diri kita yang agak perlu diperbaiki. sehingga oranglain terlihat bersinar, kitapun keki. Padahal, orang yang bersinar itu bisa jadi ga niat untuk terkenal loh.

So, lihatlah ketidaksetujuan kita terhadap sesuatu sebagai kesempatan untuk bertumbuh dan mendewasa bersama. Jangan sampai menjadi manusia dewasa yang kerdil hati dan ilmunya, Naudzubillah kita berlindung dari itu ya kawan.

4. Resis the Urge to make it about you 
5. Listen to Learn
6. Be More Interested in Understanding ppl than being Understood
7. RMBR, A Good listener is hard to come by (Like Realy Hard)
8. Read and Thingking More

Nanti kita lanjut insyaAllah, anak dah bangun hahah 😆 

Jenis Emosi dan Perasaan

BAD
Bored : Indifferent, Apathetic
Busy : Pressured, Rushed
Stressed : Overwhelmed, Out Of Control
Tired : Sleepy, Unfocussed


FEARFUL
Scared : Helpess, Frightened
Anxious : Overwhelmed, Worried
Insecure : Inadequate, Inferior
Weak : Worthless, Insignificant
Rejected : Excluded, Persecuted
Threatened : Nervous, Exposed


ANGRY
Let Down
Humiliated
Bitter
Mad
Aggressive
Frustated
Distant
Critical

DISGUSTED
Disapproving
Disappointed
Awful
Repelled

SAD
Hurt
Depressed
Guilty
Despair
Vulnerable
Lonely

HAPPY:
Playful
Content
Interested
Proud
Accepted
Powerful
Peaceful
Trusting
Optimistic : Hopeful, Inspired


SURPRISED : 
Startled: Shocked, Dismayed.
Confused: Disillusionated, perplexed.
Amazed: Astonished, Awe.
Excited: Eager, Energetic

Jenis Cyber Bullying

Bismillahirrohmanirrohim
Assalamualaikum wr.wb

Dari dulu hingga sekarang, tindakan mem-bully, merupakan hal yang tidak asing lagi. Tapi tidak semua orang bisa mengatasinya, baik yang dibully maupun orang terdekat yang di bully, tidak selalu bisa membantu. 

Banyak ragam jenis tindakan bully, berikut salah satu jenis Cyber Bully:

1. Harrasment (gangguan) : 
Pesan pesan yang berisi gangguan yang menggunakan email, sms, maupun pesan teks di jejaring sosial dilakukan secara terus menerus.

Pesan yang berisi gangguan ini digunakan pelaku untuk menteror atau membuat orang lain tidaknyaman, kebanyakan memang dilakukan secara sengaja dan sadar, meski ada juga yang melakukannya secara tidak sadar.

Tidak sadar jika dirinya menghadapi gangguan kejiwaan. Masalah-masalah yang terpendam, emosi emosi masa lalu yang belum tersalurkan atau tekanan sosial - ekonomi.

Untuk hal ini, abaikan saja, bila dirasa sangat mengganggu block nomor atau akun medsosnya dan bila memungkinkan ganti nomor hp. Perbanyak istighfar untuk diri kita dan dirinya. Ciyus 😁 

2. Impersonation (Peniruan) :
Berpura pura menjadi orang lain & mengirimkan pesan pesan atau status yang tidak baik. 

Hal ini lebih parah lagi, karna menciptakan fake account untuk melakukan hal yang tidak sepantasnya dilakukan oleh manusia. Dan biasanya, ini tindakan kriminal yang lebih detail dan terencana dengan cukup rapi. 

Pemalsuan data seperti ini yang pantas sekali masuk dalam penindakan UU ITE apalagi jika sifatnya sangat diluarbatas kewajaran. 

Solusinya, Kasih beliau itu kerjaan tambahan seperti kirimkan virus ke komputernya ups salah, 😄 tetaplah hepi niscaya solusi mudah didapatkan.

3. Doxing
Menyebarkan rahasia orang lain atau foto foto pribadi orang lain. 

Biasanya karna ada dendam pribadi, sehingga ia melakukan ini untuk mengancam orang lain, bahkan untuk mendapatkan kepuasan pribadi semata.

4. Cyberstalking
Mengganggu dan mencemarkan nama baik seseorang secara intens sehingga membuat ketakutan besar pada orang tersebut. 

Banyak yang harus berpartisipasi dalam penyelesaian kasus ini di masyarakat kita, khususnya para orangtua yang mengetahui hal ini dan anak anak yang mengalami hal ini harus mendapatkan kemudahan, keluasan, kepercayaan diri mengungkapkan hal yang sebenarnya terjadi. 

Karna besar kemungkinan, pelecehan seksual terjadi juga dalam kasus ini secara bertahap atau spontan. Naudzubillah.
*Jenis cyber bullying ini diambil dari Youtube
** pelengkapannya dilakukan oleh penulis secara bertahap

Solusi 😉

1. Berani bersuara. Mengeluarkan sikap diri yg tegas. 😎
2. Tidak membiarkan diri disemena menakan orang lain, dengan alasan apapun. 🤗
3. Berhati hati ketika berkomunikasi dan bersikap didepan umum. 🍒
4. Meningkatkan kewaspadaan, Be Aware always. If ppl Not watching you, Allah Will. 🍙
5. Tidak sembarangan bergaul, berteman. 🍏
6. Kenali lingkungan kita berada. 😊
7. Miliki Prioritas 😍
8. Ketahui Akun Asli seseorang dan Akun Palsu (Fake Account) 😌
9. Belajar untuk detail 🤓

😛 Menjauhlah segera jika seseorang sudah terlihat aneh dan tak bisa ditolerir. Jangan tunggu lama untuk pergi hahaha. 

10. Untuk Kasus pem-bully an diruang nyata biasanya dikarnakan ketidaksempurnaan fisik atau kelihatan tidak bergaul atau "berbeda sendiri." Padahal, setiap orang memang pada hakikatnya unik, tidak sama. Solusinya, tetap menjadi diri sendiri, tingkatkan diri, maafkan orang itu sebelum ia minta maaf. (Diluar kasus pelecehan seksual, kalau ini hal berbeda) 😯

Wednesday, February 12, 2020

Looks beyond the Sentences

Looks Beyond the Sentences.
Oleh: Ari Hayati Daud, S.I.Kom

Bismillahirrohmanirrohim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Kencangnya arus informasi saat ini dimanfaatkan oleh beragam kalangan, Cendekiawan ataupun Non Cendekiawan, Anak Millenial ataupun orangtua yang Konservatif. Semua bergabung di Media Internet. Meski adapula yang memilih untuk tidak memanfaatkannya (baca; menggunakan fasilitas.red)

Tetapi hal ini menjadikan kekacauan yang tumpang tindih karna tidak ada aturan yang berlaku secara detail dan semua manusia seakan berlomba menuju pusat keinginan tertingginya. Penelitian skala kecil yang pernah saya lakukan dan insyaAllah cukup bisa mewakili beberapa kalangan Usia Remaja di Indonesia menjadi salah satu data pijakan saya dalam menulis disini.

Bahwa, Pengaruh Internet terhadap Peningkatan Pengetahuan Anak-Anak SMA tertentu di Kota Medan tidak mencapai Angka maksimal. Hal ini dikarnakan, penggunaannya yang lebih banyak untuk tujuan mendapatkan hiburan semata. Tentu saja persentasi ini bisa mewakili sebagian kecil yang terjadi dikota-kota dimana anda lahir, ataupun bersekolah. Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Kalimantan, dan sebagainya.

Memang tidak semua kalangan seperti itu, khususnya remaja. Diantara mereka ada juga yang cermat dan cerdas dalam memilih dan menggunakan fasilitas Internet dan semoga saja Remaja Cerdas dalam menggunakan Fasilitas Internet ini semakin bertambah banyak. Remaja Cerdas ini salah satunya dikenali dengan perkembangan Kesehatan Fisik, Psikomotorik, Kognitif-Emosional nya yang sangat baik sekali dan seimbang. Terlihat dalam kegiatannya sehari hari diluar dunia satelit dan respon positif nya terhadap isu isu yang berkembang di Masyarakat serta ide ide dan sikap  reaktif nya yang cemerlang dan solutif, tidak sekedar wacana kosong diawang awang.

Mereka tidak terlepas dari Pelaku Komunikasi yang super aktif di Era Digital, kita sebut sebagai anak anak Millenial. Namun saya pribadi berharap, hal ini tidak mengurangi kecerdasan kita dalam bersosial didunia nyata, termasuk berkomunikasi dengan baik dan benar.

Seringkali kita berkomunikasi bahkan sudah seperti bernafas, alami dan apa adanya. Meski dibeberapa kegiatan resmi menggunakan konsep dalam mengadakan kegiatan komunikasi yang beragam bentuknya. Namun, ketika kita berkomunikasi secara mudah dan lancar, seringkali kita tersadar beberapa detik beberapa jam, bulan bahkan tahunan akan kesalahan atau kekurangan kita berbicara dimasalalu. Ya, komunikasi tentu tentang bahasa. Bahasa tentu tidak jauh dari Kecerdasan dalam Mengenal Emosi atau istilah singkatnya EQ.

Looks Beyond the Sentences, bisa diartikan begini :
Lihatlah sesuatu dibalik kalimat kalimatnya. 
Perhatikanlah sesuatu dibalik kata-katanya.

Looks Beyond the Sentences, bisa dimaknai begini :
Sadarilah apa emosi yang ia rasakan dan apa yang ia coba ungkapkan dan apa solusinya bagi kita dan bagi banyak pihak.

Kenyataannya, seringkali ketika kita berkomunikasi, karna terlalu cepat dan alami nya sehingga kita meninggalkan poin poin penting yang perlu diperhatikan. 
Contoh ketika seorang Ibu melarang anaknya ke agenda tertentu. Anak kebingungan kenapa dilarang. Sedangkan yang mau didatanginya adalah Teman atau Komunitas yang ibunya kenal sesuatu yang positif didalamnya. 

Maka jika dalam berkomunikasi masih belum menemukan titik pencerahan, titik temu, titik pemahaman bagi kedua pihak tentu artinya belum sampai kata yang harus dijelaskan kepada kawan bicara. 

Ya, kawan bicara, bukan lawan bicara. Karna kita berkomunikasi bukan sedang berkompetisi melainkan bersosial, berusaha menciptakan hubungan yang harmonis sinergis.
Apa kata yang belum dikeluarkan ?
Apakah kita kekurangan kosakata dalam Bahasa Indonesia ?
Bagaimana agar kawan bicara kita paham makna dan tujuan kita ?
Apakah kita berkomunikasi dalam keadaan lelah ?
Apakah kita sedang tidak siap berkomunikasi ?
Apakah kita sedang ingin istirahat ?
Apakah kita sedang dipuncak aktifitas yang padat ? 
Banyak hal-hal yang perlu diperhatikan ketika berkomunikasi untuk mencapai manfaat yang positif bagi banyak pihak.

Untuk sementara ini saya ingin memberi satu tips agar komunikasi menjadi indah dan sinergis, mohon doanya semoga tulisan tentang Komunikasi ini tetap berlanjut jika dirasa cukup bermanfaat buat Masyarakat.

Ungkapkanlah isi hati (perasaan) fikiran (ide atau apa saja yang melatarbelakanginya) dan harapan kedepan secara seimbang. 
Jangan terlalu mendominasi di satu aspek saja. Sehingga kawan bicara tidak memahami gambaran secara keseluruhan. 

Akibatnya Komunikasi menjadi tidak sejalan, timpang. Efek Negatifnya kita hanya mendapatkan Emosi Negatif yang tak terarahkan seperti Marah, Perang Dingin bahkan terkadang terjadilah tindakan kriminal karna tidak menemukan titik temu yang solutif bagi kedua pihak atau masyarakat banyak.

Masih banyak lagi contoh yang lebih beragam, tapi saya mengambil yang paling sederhana dan paling dekat dengan masyarakat yaitu dikeluarga, Komunikasi Ibu dan Anak. Saya ingin mengajak bersemangat berkomunikasi secara sehat untuk para Ibu dan Ayah diluar sana.

Karna Keharmonisan Masyarakat terletak dari yang paling dekat dengan kita. Jika Komunikasi Orangtua sehat, Masyarakat pun dapat berkomunikasi dengan maksimal dan berkembang pesat. Ayo, Belajar mengembangkan diri bersama. Terimakasih, semoga dilain kesempatan tulisan ini bisa saya edit dan perbarui lagi sehingga lebih maksimal. Terimakasih atas pemahamannya, bahkan pada hal yang sekiranya belm sempat saya tuliskan.

Mohon Maaf karna Kritik tidak saya terima karna tulisan ini masih sangat jauh dari sempurna dan tulisan masih tetap akan direvisi dikala sempat disela sela waktu mengurus-mendidik anak dan lain hal. 

Komentar tambahan yang mengarah pada hal positif seperti cerita pengalaman pribadi, kesulitan pribadi, permasalahan komunikasi sosial disekitar anda, dikeluarga anda atau pertanyaan yang sekiranya dapat membantu saya menuliskan lebih detail lagi ide yang belum sempurna dijudul kali ini karna kendala waktu dan fasilitas, dipersilahkan dan diharapkan.

Tulisan ini tidak dapat dijadikan landasan Teori karna tidak saya sertakan link penelitian saya, mungkin lain kali akan saya sertakan. 

Saturday, February 1, 2020

P e r n i k a h a n [PART 1]


Pernikahan [Part 1]

Bismillahirrohmanirrohiim, Walhamdulillahirobbil’alamin.

Sebelumnya udah nulis di hp sambil ngasuh anak, semalam, dengan judul Daily Life in Egypt. Tapi kok pas upload foto super lambat sekali. Hingga akhirnya after midnight terbangun mencoba nulis dengan laptop pinjaman dan tetap, koneksi sedang lemot. Ga hilang keinginan tetap nulis juga di Buku Tulis, karna pegel mulai nulis di Word langsung.

Oh life, full of struggle right ?

Awalnya, ga ada niat untuk nulis tentang ini, karna sudah menikah. Untuk apa? Ga penting juga, lebih baik menulis untuk mendapatkan kebaikan bagi diri sendiri yaitu Parenting, Me Time, dan masih banyak lagi. Semoga nanti itu menyusul. Karna udah lama ga nulis maka ketika ingin mencairkan fikiran yang membeku ini agak butuh stimulasi panjang selain waktu yang yah... pray for me please. Hehe.

Jadi, sekali lagi ya Guys, diriku menulis ini sebenarnya menyadari sangat bahwa ini tema yang super duper ga penting. UnInterested tapi ada tujuan besar yang ingin kudapatkan dalam arti, memberi manfaat bagi adik adik yang masih belum melewati fase ini. Adik adik? Iya. Lanjut nulis dulu ya.

Tulisan ini untuk orang orang yang sedang ingin berusaha mempersiapkan segala hal tentang pernikahan.

Menurut saya sebagai Mama Futya (ceile), Pernikahan terdiri dari PRA-PER-PAS. Yaitu :

1. Pra Nikah [Masa sebelum Nikah] 2. Pernikahan [Masa Ketika Nikah] 3. Pasca Pernikahan [Masa Setelah Nikah]

Karna tulisan kali ini tentang Pernikahan berarti tentang Masa Ketika Menikah. Sedangkan hal lainnya menyusul InsyaAllah-Biidznillah. Dan, dalam proses itu ada juga 4 hal berbeda:

A. PERNIKAHAN DINI

B. PERNIKAHAN DIBAWAH UMUR

C. PERNIKAHAN USIA MATANG

D. PERNIKAHAN USIA SANGAT MATANG

Bismillahirrohmanirrohim. 
Ketika Menikah diusia matang, biasanya kedewasaan sudah mencukupi dan biasanya juga dibarengi Finansial yang memadai. Meskipun adakala kedua ini tidak berbarengan, usia matang tidak berarti finansial ikut matang. Inilah Fakta dimana kita berada di Negara Indonesia yang sedang berkembang.

Ketika Menikah diusia matang, biasanya emosi lebih terkendali karna lika liku kehidupan telah terlewati, segala hikmah hingga sampai dusia matang telah diambil hikmahnya, maka, kita sangat menyadari hidup tak melulu tentang keindahan dan juga tak melulu tentang kesulitan. Semua silih berganti akan terus ada, itulah sunnatullah. Dari situ kita terus menjadi manusia yang bertumbuh, karna belajar belajar dan belajar tiada henti melalui jalur formal dan nonformal. 😁

Ketika Menikah diusia matang, biasanya beberapa manusia telah mempersiapkan biaya pernikahannya meski adapula yang tidak, masih dibantu orangtua. Pun juga setelahnya. 

Ketika Menikah diusia matang, ombak kehidupan sudah lebih bisa kita atasi, menangis dengan cara apa ketika sedih lalu harus bagaimana ketika emosi negatif harus diarahkan. Meskipun dinegara berkembang seperti kita ini masih banyak juga yang belum cerdas emosional. Itu topik lain.

Ketika Menikah diusia matang, orang orang bisa melihat kita selalu luwes lancar dalam mengatasi banyak hal namun sebenarnya didalam pernikahan kita tidak lepas dari cobaan tangisan amarah meski tawa bahagia melengkapi semua. Artinya, orang lain dapat melihat permukaan laut kita, yaitu air muka yang bisa teratasi dengan baik bahkan maksimal, namun perasaan dan cobaan didalam kita selesaikan dalam hening. Meski terkadang ada kondisi yang tidak demikian. 😁

Cukup dulu untuk pernikahan ketika usia matang, inilah yang banyak orang lihat sebagai pasangan ideal. Dan banyak yang ingin ikutan segera menikah jika melihat pasangan ini. Lalu bagaimana dengan penulis? Bolehkah memberi tahu masuk kategori yang mana? Yang sudah ditulis atau yang belum? Dan pertanyaan lainnya? Boleh aja nanya tapi karna ga ada yang nanya maka saya mau lanjut nulis aja karna saya bukan artis ya, saya hanya penulis. 
saya hanya penulis yang telah lama tidak menulis.

Bagaimana dengan yang menikah diusia sangat matang? Tentu tidak jauh berbeda dengan diusia yang sudah Matang, bahkan dalam beberapa hal lebih baik lagi dalam beberapa hal misalnya kondisi finansial yang sudah lebih maju, dibarengi kondisi tubuh yang juga sudah tidak muda lagi kecuali mereka termasuk tipe yang menerapkan pola hidup sehat. Ini biasanya masuk kepada usia 40-45 tahun keatas. Dan mereka biasanya ada yang sudah mendapatkan kesuksesan Ideal dalam versi masing-masing sejalan dengan Finansial Ideal mereka.

Jadi, sekali lagi, segala hal yang tampak sempurna dimata kita, ga melulu seperti ini. 
Sehingga jelas bahwa janganlah hanya melihat permukaan laut, ada dasar yang tidak perlu 😁kita dalami karna sesama yang menikah sudah tau hal itu bahkan saya pribadi sudah tau tentang ini meski sebelum menikah. Alhamdulillah ala kulli hal. Kita hanya perlu salling memahami dan tidak memandang segala sesuatu dari dzohirnya saja. Looks beyond the perfections. Karna saya anak Sarjana Ilmu Komunikasi maka saya bahasakan jadi Looks emotions beyond the sentences. Disini

Bagaimana dengan pernikahan dibawah umur, ini tidak dianjurkan oleh saya tapi banyak terjadi dimasyarakat sekarang ini. Informasinya sudah berseliweran di youtube, tv, media elektronik dan mungkin media cetak. Karna saya udah lama ga beli media cetak jadi gatau. Kisaran Usia mereka dibawah 16-17 tahun.

Kenapa jangan menikah dibawah umur  :
Organ Reproduksi belum siap untuk dibuahi Dan itu Berbahaya.
Kondisi Kematangan Emosi masih belum stabil dan hal itu riskan pada kehidupan pasca nikah, 
Finansial masih belum OK, 
Negara juga melindungi Hak Anak. 😁 

Jikapun Menikah dengan seseorang yang kondisi finansialnya OK apakah kedepannya akan tetap OK Juga, bukankah bumi ini terus berputar dan kita tidak selalu diposisi beruntung juga tidak selalu diposisi tak beruntung. 
Meskipun pada kenyataannya diluar sana ada juga orangtua yang mensubsidi kehidupan anak anaknya meski telah menikah.

Meski kita ketahui dari faktor agama, Usia calon pengantin tidak menjadi halangan syarat sah pernikahan. Namun dari Segi Kehidupan Bernegara, hal ini berdampak cukup besar pada kestabilan Masyarakat. Semoga Masyarakat Indonesia selalu menjadi Masyarakat Cerdas bukan Masyarakat yang Labil. Ditegaskan sekali lagi, tujuan tulisan tidak menarik ini dibuat bukan untuk mengomentari yang telah menikah namun untuk anak cucu kita kedepan, untuk adik adik Millenial dan Pasca Millenial. Tentunya kita ingin agar mereka menjadi jauh lebih baik dari kita dari segi faktor apapun. 
Bukankah begitu, Smart Netizen? 


JADI, MENIKAH DIBAWAH UMUR MERUPAKAN PELANGGARAN HAK ASASI MEREKA. 

Namun jika Partner Life wil be nya masih ingin menikahi anak dibawah umur tersebut, ya terserah.
Saya hanya menulis karna hal ini sudah banyak terjadi sehingga naluri sosial saya keluar, saya prihatin. 

Tidak heran jika biasanya mereka naudzubillah menjadi mudah bercerai atau memang tidak mendapatkan persetujuan keluarga mereka bahkan masyarakat. 

ATAU terkadang,
JIKA SALAH SATU SAJA YANG DIBAWAH UMUR & SALAH SATUNYA DIUSIA CUKUP UMUR (SANGAT MATANG) TERKADANG MENJADI HAL BERBEDA yang sangat KONTROVERSIAL, VIRAL, DIPERBINCANGKAN.
SEMOGA KITA TERKENAL BUKAN DENGAN KELAKUAN KONTROVERSIAL KITA TAPI DENGAN KEBAIKAN KITA. AMIN.

Bagaimana dengan Menikah Dini, nah menikah ini lain lagi, masih dibolehkan dipersilahkan. Pernikahan dini ini beragam ya, ada yang usia nya dini [masih sangat muda] namun pasangannya sudah sangat matang, ini bisa melengkapi, karna menikah dini menikah diusia sangat muda namun bukan dibawah umur jadi tidak melanggar undang undang negara dan tidak membuat orang tercengang. Biasa aja. Baru baru ini tokoh politikus wanita yang masih muda ada yang menikah dengan seseorang [tentu saja lelakinya] yang usianya sudah sangat matang. 

Yang mana jika diusia ini menikah ia sudah selesai program hidupnya yaitu pendidikannya, finansialnya. Sudah stabil. Sudah bisa memberi arahan dengan maksimal kepada pasangan perempuannya. Dan sudah bisa memberikan banyak hal positif kepada belahan jiwanya. Alhamdulillah ya, senang deh kalau keduanya berbahagia tanpa keadaan yang timpang.

Tapi adalagi nih...

Pernikahan wanita diusia dini yaitu usia sangat muda 16 tahun dengan yang usia sudah matang tetapi finansialnya belum matang hehehe bagaimana. Kok bisa ya bisa, kok ada ya ada. Its a life gitu loh. Kemudian Hamil, dan bagaimana akibatnya hehehe ya melahirkan. Namun, terlihat dimata saya bagaimana wanita tersebut belum stabil dalam hal apapun khususnya tidak komunikatif dan banyak diam, meski tidak terima diperlakukan seperti itu. Disini saya menulis untuk melindungi hak seorang istri dalam memberikan pendapatnya meski diusia lebih mudah dari suami, dan suami selayaknya mendengarkan istri.

sering saya dapatkan akhirnya apa saja program yang dibicarakan suaminya pada akhirnya tidak demikian hasilnya karna sang suami tidak membicarakannya dulu dengan istrinya yang masih sangat muda itu dan hampir diusia dibawah umur.  

Itu baru satu hal ada banyak hal lain yang ganjil dan kasian kepada salah satu pihak. Ingat ya, hak dan kewajiban suami istri itu seimbang, dan sama, dengan kadar yang berbeda sesuai jenis kelamin dan fitrah nya sebagai manusia dan hamba Allah. 

Semoga mereka selalu dalam petunjukNya dan kita ga terkena dampak ketidakstabilan mereka secara fatal, kecuali membantu yang kita mampu saja tanpa menyulitkan diri kita terlalu dalam.

Tulisan ini fakta berdasarkan kasusnyata bukan karangan apalagi hayalan, Big No. 😁 

Tapi nama tidak usah disebut. Karna tujuan tulisan ini bukan untuk menggosip, menyindir, menyalahkan yang telah terjadi dimasa lalu, namun mengambil hikmah saja dari semua kejadian ini dan mengambil hal positifnya untuk pembelajaran dan introspeksi bersama. 

Juga Untuk : Untuk Adik-Anak-Cucu kita yang belum dan akan Menikah nantinya.  😁 

Fakta fakta ini saya ambil dari orang orang yang masuk dalam kategori SANGAT TERKENAL. Tapi tentu saja ada juga keadaan seperti ini dalam kategori TIDAK TERKENAL.

Ini dulu ya, karna kalau mau dibahas ga akan selesai dan sebelum diedit ini sudah 1323 words, ini topik yang tiada habisnya. Sedangkan saya belum posting ini di blog dan juga sudah azan subuh. Jam 05:28 CLT. 

Selanjutnya jika Allah mengizinkan akan menulis tentang Pra Nikah atau Pasca Nikah. 
Teman teman mau yang mana dulu? KENAPA? Ada saran? Komen ya. 

Terimakasih atas waktunya untuk membaca dan bersedia Komentar Positif ataupun bertanya positif. NO BAPER. Karna Ini bukan Kisah saya dan anda pribadi meski ada kemiripan contoh dan peristiwa. Tulisan ini adalah Fenomena saat ini, yang beberapa tahun terakhir terjadi, meski tidak semua contoh saya paparkan karna kendala waktu dan lain hal. 

Wassalamualaikum wr wb. 

Note: Tulisan ini dipublish ketika fatimah menangis, jadi ngeditnya nanti ya Guys.


Arahan Prof Di Mesir menghadapi Corona

Arahan Medis al-Murobbiy Prof. Dr. dr. Syaikh Yusri menghadapi virus Corona  بسم الله الرحمن الرحيم Tulisan ini diterjemahkan Oleh Ustdh...